Jumat, 14 Desember 2012

Sesal



Seperti pintamu, aku diam
Kataku tak tersampaikan
Sesal pun takkan mempan melintasi bentenga acuhan
Asumsiku mungkin keliru
Atau memang bukan itu yang membuatmu sendu
Bukan rindu padaku, bukan isak karnaku?
Ah, lagi-lagi aku berasumsi

Pesan itu menghentikan arus darahku
Entahlah, aku tak menyangka akan separah ini jadinya
Yang kutahu aku mengikuti kata hatiku
Berharap kau mengerti aku kan sangat tersiksa jika ku berada di sana
Karna topeng itu akan kembali terpasang
Dan batinku aan meronta

Ya, cerca aku: “egois!”
Maki aku: “pengecut!”
Aku hanya butuh oksigen setelah himpitan prioritas yang selama ini ku junjung mulia
Sesederhana menikmasti kehangatan dalam derasnya hujan
Tanpa hingar bingar, keramaian dalam topeng muka dua

Aku hanya berharap keegoisanku ini kau mengerti
Menjadikan murkamu tak lagi disertai jilat api
Sehingga kita dapat tertawa lagi
Saling mengisi hari dan terlahir kembali 

- untuk sahabatku yang murka. sudah lama kita tak jumpa, bercengkerama. mari rapatkan lagi barisan, tak sabar rasanya untuk kembali tertawa bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar