Sabtu, 20 Juli 2013

Racau di tengah malam menuju ahad

Sabtu malam ini ibuku menangis, semakin tidak mengenalku, katanya.
Emosinya meracau menyaksikan bukti nyata hidup dalam kesendirian, kesepian, kegamangan
Emosi itu diracaukan pada diriku, yang memang bagai anak tak berbakti ini

Ia katakan selama ini ia diam, membiarkan aku berada dalam segala aktivitasku tanpa mengenalnya
Ia kecewa karena harus memasakkan sendiri makanan untuk seluruh keluarga setiap hari
Ia kecewa karena anak-anaknya tidak membantunya ke pasar setiap minggu pagi
Ia ingin memiliki hubungan komunikasi yang intim dengan anaknya, seperti anak-ibu lain

Aku bertanya dalam hati: siapa yang tidak menginginkan hal itu, ibu?

Apa aku mau terus berada dalam kebahagiaan semu bersama teman2ku itu?
Membuat persona dan berada di balik topeng yang kubuat sebagai realisasi dari teori darwin, survival for the fittest?
Kehidupan intim ibu-anak pun menjadi impian ku, ibu
Tapi aku tidak pernah tahu kalau engkau mau berada dalam hidup seperti itu
Aku tidak merasa terikat dengan keluarga ini karen memang tidak oernah diikat
Aku merasa kosong selama berada di sini, seperti dianggap tidak ada
Inisiatif yang ibu harapkan untuk membantu mungkin tidak muncul ibu, maafkan aku
Aku terbiasa dalam pola hidupku yang biasa dengan ibu memasak pagi2 dan pergi ke pasar dengan ayah
Aku tahu dalam keluarga ini ada yang tidak beres, aku tahu
Komunikasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
Perasaan dan emosi yang terpendam lalu tertumpuk jadi dendam
Hal itu menyebabkan berada di keluarga ini

Menjadi suatu tekanan, ketidaknyamanan, ganjalan
Keinginanmu untuk mengenalku tidak dibarengi dengan keterikatan akan keluarga ini kepadaku
Aku, atau boleh disebut kami, tidak kau anggap sebagai individu, tetapi sebagai komoditi 'anak' yang memiliki peranini kewajiban ini dan kewajiban itu, tanpa memperhatikan subyektivitas kami
Kau bahkan tidak pernah memberi kami kesempatan untuk berbicara, lalu pergi dan pembicaraan ini hanya menjadi angin lalu

Dan esok pagi, ketika aku bangun dan ingin membantu mu di dapur, kau pun kan berkata: "sudah tidur lagi saja, makanan ini sudah selesai ibu masak"

Guratan Jiwa

Setiap karyanya tak hanya menggetarkan jiwa, tak hanya menggigilkan raga karna memuja, tak hanya menyesakkan dada karna terpesona
Setiap karyanya mencerminkan getir yang berbenturan dengan ironi akan dirinya dan kehidupannya
Setiap karyanya memberikan sihir untuk semakin mendalami pribadinya, merasakan luka yang ditorehkan orang yang seharusnya menjadi batu senderannya.
Setiap karyanya menerjunkan kita pada jurang ketakutan yang begitu dalam. Dibuat olehnya dan diperdalam oleh realita yang keji baginya
Setiap karyanya membuat kita merasakan betapa hatinya tercabik, hancur, melebur dalam dengki dan murka pada dunia
Setiap karyanya memaksa kita untuk kembali lagi untuk merengkuhnya, menyayanginya dan mengatakan padanya bahwa semua akan baik baik saja

"Semua akan baik baik saja, sayang
Selama kau bersamaku
Selama kau terus menjabat tanganku dan merengkuh tubuhku
Selama kau menendengkan kepalamu di bahuku
Selama kau merelakan hatimu terpenjara dalam batinku
Selama kau..mencintaiku"

Jumat, 14 Desember 2012

Refleksi



Seketika semuanya mengajakku berefleksi
Bahkan waktu! Yang katanya tak mau kompromi
Kali ini ia biarkan aku berkelana
Menjajaki tiap langkah yang telah kutapaki
Memandang lagi diri ideal yang selama ini dimimpi
Dan melihat diri aktual yang tak tahu diri

Apa yang telah ku perbuat?
Selama ini mencoba menjadi idealis sejati
Yang tanpa tengok kanan kiri
Memberantas kejahatan dan membela mereka yang menangis bak anak tiri

Namun nyatanya?
Hanya seonggok daging tanpa nyali
Yang hanya bisa pelongo kanan kiri
Berkonform dengan mereka yang menyatakan apatis, tak mau diintervensi

Aku belum melakukan apa-apa
Aku belum dapat bersikap dan bertindak sesuai hati nurani
Membela mereka yang kecil, yang meratapi nasib
Aku menjadi mereka yang kurutuki siang-malam sore-pagi
Yang selalu mendongak, menatapi permasalahan tingkat tinggi
Dengan intrik-intrik busuk politisi
Yang tidak mau merendah, merasakan pilu mereka dan tergugah empati

Dan kembali ku teringat katanya yang buatku terhenyak
“Kita takkan mendapatkan apa-apa, kita tak menanamkan apa-apa”

Sesal



Seperti pintamu, aku diam
Kataku tak tersampaikan
Sesal pun takkan mempan melintasi bentenga acuhan
Asumsiku mungkin keliru
Atau memang bukan itu yang membuatmu sendu
Bukan rindu padaku, bukan isak karnaku?
Ah, lagi-lagi aku berasumsi

Pesan itu menghentikan arus darahku
Entahlah, aku tak menyangka akan separah ini jadinya
Yang kutahu aku mengikuti kata hatiku
Berharap kau mengerti aku kan sangat tersiksa jika ku berada di sana
Karna topeng itu akan kembali terpasang
Dan batinku aan meronta

Ya, cerca aku: “egois!”
Maki aku: “pengecut!”
Aku hanya butuh oksigen setelah himpitan prioritas yang selama ini ku junjung mulia
Sesederhana menikmasti kehangatan dalam derasnya hujan
Tanpa hingar bingar, keramaian dalam topeng muka dua

Aku hanya berharap keegoisanku ini kau mengerti
Menjadikan murkamu tak lagi disertai jilat api
Sehingga kita dapat tertawa lagi
Saling mengisi hari dan terlahir kembali 

- untuk sahabatku yang murka. sudah lama kita tak jumpa, bercengkerama. mari rapatkan lagi barisan, tak sabar rasanya untuk kembali tertawa bersama.

Rabu, 28 November 2012

Generasi sinergi – Barry Likumahuwa Projec


Selama ini saya sering mendengar nama BLP, baik melalui acara-acara kampus sekelas JGTC maupun buah bibir teman-teman saya yang suka datang ke acara semacam JGTC. Awalnya saya tidak tertarik biasa saya dengarkan. Namun ada satu lagu yang sangat digandrungi oleh teman-teman saya sehingga mau tak mau saya pun mendengarkannya. Ya, generasi sinergi.

Saya pun mulai penasaran. Seperti apa lagu yang selama ini digandrungi teman-teman saya itu. Saya pun mulai mencarinya di internet dan menonton videonya di youtube. Setelah saya mendengarkan lagu tersebut dari awal sampai akhir, saya pun paham mengapa lagu ini sangat digandrungi. Teman-teman saya memang menyukai musik jazz dan nuansa jazz sangat kental di lagu ini. Melodinya  sangat catchy, tipikal lagu yang disukai oleh anak ‘gaul’ zaman sekarang lah, hehe. Selain itu, lagu ini membawa pesan yang sangat positif; mengajak para pemuda untuk bersatu, bersinergi untuk membangun Indonesia yang lebih baik. cara yang sangat positif untuk mengajak pemuda Indonesia semakin mencintai negerinya dan menyadarkan bahwa dirinya adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya, terutama japabila sesama pemuda bersama membangun bangsa. Cita-cita yang mungkin muluk namun sangat saya apresiasi.

Satu hal yang yang mengganjal dan membuat saya akhirnya menulis di sini adalah lirik yang ada pada lagu ini. Saya sangat kecewa dengan pemilihan kata dalam lagu ini. Pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris membuat pesan dari lagu ini kurang terasa secara utuh. Ya, ini memang subyektif karena saya sendiri tidak menyukai lagu dengan lirik bahasa Inggris. Saya rasa lirik yang dibuat dengan kalimat sastra lebih manis daripada lirik dengan bahasa Inggris. 

Selain itu, pelafalan kata ‘sinergi’ yang seharusnya dilafalkan dengan bahasa Indonesia menjadi [si-ner-gi], dilafalkan dengan aksen bahasa Inggris, yaitu [si-ner-ji]. Padahal kata ‘sinergi’ dipadankan dengan kata ‘generasi’ yang-saya yakin- diambil dari bahasa Indonesia.  Kesalahan pelafalan ini cukup mengganggu saya karena pelafalan dengan cara seperti itu bisa saja menjadi acuan oleh orang lain untuk mengucapkan kata ‘sinergi’. Mari kita bayangkan jika ada kasus seperti ini:
A: “eh kata sinergis itu dibacanya [si-ner-gi] atau [si-ner-jis] sih?”
B: “[si-ner-jis] dong. Coba dengerin aja lagu generasi sinergi-nya BLP”
Saya pun mengakui referensi tidak ilmiah seperti ini sering dilakukan dalam keseharian kita. Oleh karena itu, saya rasa lagu ini cukup bermasalah ditinjau dari segi lirik. 

Saya bukannya tidak menyukai lagu ini. Saya akui instrumen dan pesan yang dibawa oleh lagu ini sangat baik. saya sendiri masih sering mendengarkan lagu ini. Namun harus saya akui bahwa lagu ini memiliki kualitas lirik yang buruk –dalam perspektif pribadi-. Bagaimana pun, saya tetap mengapresiasi lagu ini  yang membawa pesan yang sangat positif bagi Indonesia.

Lirik lagu Generasi Sinergi- BLP:
Moves to the beat to the rhythm
Moves to the beat to the rhythm
Waktunya pemuda tidak hanya berdiam diri saja
Kita harus bisa berdiri dan berkarya bagi bangsa
Moves to the beat to the rhythm
Moves to the beat to the rhythm
Bangkit bersama generasi synergy

Yakinkan dirimu engkau bisa taklukkan dunia
Bersama kita coba buat beat
Never resist or quit, take some speed
Kolaborasi dan karya synergy hasrat jiwa
We are the chances the Indonesia need
Yes indeed, generasi synergy

Maaf kalo sejak lama kami gusar, kesal
Karna kita tak sepenuhnya sadar
Bahwa tak cukup sadari kita bangsa besar
Kalo mental kita masih bagai majikan saja
Sinergikan usaha segala karya
lyricsalls.blogspot.com
Kita pelaku jangan diam saja
You've been askin' for the world to change,
Ain't nothin's gonna change if you decided not to do a thing

(Moves to the beat to the rhythm, moves to the beat to the rhythm)
Moving to the beat to the rhythm, moving to the beat to the rhytm
(moves to the beat to the rhythm, moves to the beat to the rhythm)

Yakinkan dirimu engkau bisa taklukkan dunia
Bersama kita coba buat beat
Never resist or quit, take some speed
Kolaborasi dan karya synergy hasrat jiwa
We are the chances the Indonesia need
Yes indeed, generasi synergy

Take one step and slide beside
Want to make a better place
Man you decide, generasi synergy
Say take one step and slide beside
Want to make a better place
Man you decide, generasi synergy

Jumat, 16 November 2012

Satu Sudut Pandang

Bertemu dengan pemuja yang mengidolakan seseorang
Mencintainya dari lubuk hati terdalam
Terpukau pada setiap kata yang tebentuk melalui setiap langkah pena-nya

Kami mencintai orang yang berbeda
Namun tahu bahwa kami sama rasa
Karna hanya dapat mencinta tanpa meminta
Memandang tanpa pernah berjumpa
Terpukau tanpa pernah bercengkerama

Kami, sama-sama hanya bisa diam
Menikmati karya-karyanya
Merasakan setiap sensasi klimaks yang diperoleh darinbuah pikirnya
Karena berhasil menelurkan tunas-tunas bangsa pelaju mimpi mereka
Mimpi besar menuju kesejahteraan bangsa yang selama ini diperjuangkan, dibela, dan dijunjuung mulia

Doakan kami, Gie
Doakan kami, Hatta
Doakan kami, Soekarno
Agar cita-cita kalian tak hanya mengudara
Atau tersalin dalam undang-undang yang diinjak oknum pejabat
Doakan agar kami bisa menjadikan bangsa ini sungguh merdeka

Sabtu, 13 Oktober 2012

residu

mungkin kami adalah kumpulan residu
namun ketika rasa kami telah terpadu
tak ada lagi sendu, hanya canda yang menjadi candu
dan tak ada lagi yang meragu bahwa kami adalah satu